Bagai Debu yang Berhamburan

Bagai Debu yang Berhamburan Kami, bagai debu. Melayang bersama - sama debu lainnya. Satu suara, satu tujuan. Dimana arah angin terbang, kami mengikuti. Kami, bagai debu. Mengotori dunia dan merusak lingkungan. Memperkeruh air yang bening. Dan membuat sesak makhluk hidup. Kami, bagai debu. Tipis, tak terlihat dalam penglihatan. Tak menghargai adanya kami. Padahal kita selalu bersama debu lainnya. Kami, bagai debu. Ketika sang penguasa merajai. Tak memandang hal sekecil kami. Malah menghancurkan, bagai debu yang berhamburan.

Aku Tak Bisa Berlebaran

Gema takbir sudah berkumandang.
Ku sisihkan sajadah ini ke rak sholat.
Menaruh segala peralatan sholat, serta merapikan.
Hati ini bergetar mendegarnya.

Merasakan sedih karena esok sudah tak biasa lagi.
Berbeda. Karena akan berakhir.
Berita pun mengumumkan esok merupakan hari yang berbeda.
Dan Sidang isbat pun diputuskan. Menyampaikan pada khalayak umum.

Hari ini. Bulan ini. Dan tahun ini.
Merupakan hari raya yang sangat berbeda.
Sedih, sepi, dan menyimpan rasa kekhawatiran.
Akan pandemi yang secara global mewabah.

Pandemi ini membuat Aku tak bisa berlebaran.
Bukan aku ingin menyalahkan.
Namun ada rasa kesal dalam hati ini.
Karena tidak seperti tahun - tahun sebelumnya.

Tak ada sholat hari raya.
Ucapan saat keliling rumah.
Berjabat tangan.
Dan tertawa sambil menyuguhkan makanan.

Sangat berbedaaa.
Sedih rasanya.
Sepi sekali ramadhan tahun ini.
Aku hanya mengeluh dalam batin.

Ku rogoh handphone yang ada di dekatku.
Melakukan kontak dengan keluarga ku yang jauh disana.
Aku dan keluarga hanya bisa melakukan secara virtual.
Tanpa berdekatan seperti tahun sebelumnya.

Aku berharap pandemi ini segera berkahir.
Kasihan keluarga ku yang rentan akan penyakit ini.
Kasihan orang - orang yang berdampak langsung oleh pandemi ini.
Kasihan tenaga medis yang mulai kelelahan menangani ini.

Jalankan aturan sesuai dengan aturan pemerintah.
Dirumah saja, kita akan menyelamatkan orang di sekitar kita.
Jaga jarak aman demi memutus pandemi ini.
Dan selalu beribadah, karena ujian datang dari Allah.



Penulis mengucapkan Minal Aidzin wal faidzin, Mohon Maaf Lahir dan Batin :)

Comments

Popular Post

Proses

Bagai Debu yang Berhamburan

Sampaikan suratku untuk wanita yang kudamba